Akan tetapi,
karena Anda telah mengoyak ketenangan kaum muslimin, maka sangat perlu kiranya
untuk kita klarifikasi bersama, lewat media apapun itu. Mari kita diskusikan
bersama, tentunya dengan tanpa maksud apapun kecuali hanya satu, yaitu
mengukuhkan sebuah kebenaran.
Tidak banyak
masalah yang akan saya sampaikan kali ini, berikut beberapa masalah seputar
sholawatan yang perlu kita cermati bersama.
Sebagaimana
yang kita ketahui bersama, bahwa Nur Muhammad SAW merupakan sebuah karunia
besar Allah SWT yang diciptakan dan kemudian diutus sebagai Rosulnya,
Firman Allah SWT
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا
رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ (107) [الأنبياء/107]
Artinya : dan
Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.
Karena
diutusnya Nabi Muhammad SAW merupakan rahmat yang agung bagi orang mu’min, maka
kita diperintah oleh Allah untuk bergembira atas kedatangannya, Firman Allah :
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ
فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ 58) [يونس/58]
Artinya :
Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang
mereka kumpulkan”.
Rahmat
Allah akan meliputi dunia dan akhirat bagi orang mu’min dan hanya meliputi
di dunia saja bagi orang non-mu’min. Buktinya, selama di dunia, orang yang
tidak beriman tetap mendapat ni’mat Allah, ini karena rahmat Allah,dan juga
karena Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai rohmatun lil ’alamin,
sedangkan bagi orang mu’min.Namun bagi orang mu’min, rahmat Allah akan meliputi
mereka di dunia dan akhirat, dan sudah tentu hal itu juga lewat rahmat karena
Nabi Muhammad.
Karena rahmat
Allah, Nabi Muhammad menjamin semua umatnya untuk masuk surga kelak di hari
kiamat, sabda Nabi :
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ
الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى) فتح الباري لابن حجر –ج 20 / ص 332
Artinya :
Semua umatku akan masuk surga kecuali orang yang tidak mau, para sahabat
bertanya Hai Rosululloh, Siapakah orang yang tidak mau? Rosul menjawab Orang
yang taat kepadaku masuk surga dan orang yang durhaka kepadaku maka sungguh ia
tidak mau (HR. Bukhori)
Jadi bukan
tanpa alasan jika kita bergembira sebagai bagian dari manifestasi rasa
syukur kita karena diutusnya Rosul, pembawa rahmat dan pemberi jaminan surga
yang kemudian kita sanjungkan sholawat kepadanya setiap saat, firman Allah SWT
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
[الأحزاب/56]
Artinya :
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya.
Ayat di atas
jelas menyuruh kita untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Sampai disini ,
mari kita cermati bahwa Allah SWT hanya satu kali ini saja menyuruh
hambanya sembari memberikan contoh konkrit bahwa Allah juga melaksanakan
hal tersebut.
Mari kita
lihat firman Allah tentang perintah sholat :
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَارْكَعُوا
مَعَ الرَّاكِعِينَ (43) [البقرة/43]
Seperti
perintah-perintah pada ayat lain, Allah SWT tidak pernah satu kali
pun memberikan contoh, hingga sholat yang notabene adalah salah satu hal paling
pokok dalam islam.
Ini bukan
berarti ibadah sholat, zakat dan lain sebagainya tidak begitu penting bagi
Allah, tapi ayat ini menunjukkan kemulian Rosululloh di akui oleh Allah SWT
sehingga orang yang sholatpun jika tidak bersholawat kepada Nabi niscaya
sholatnya tidak sah.
Berikut
ulasannya :
Tentunya, ada
beberapa dasar bagi mereka yang merayakan maulid Nabi SAW dengan berbagai seremoni
dalam bentuk kemeriahan dan sebagian lain dalam bentuk kekhusyu’an yang
bertepatan dengan hari ataupun bulan kelahiran sang Baginda.
Padahal, semua
bentuk perayaan ini dilaksanakan hanya semata-mata karena ungkapan
gembira dan tentunya juga sebagai bentuk rasa terima kasih kita kepada
Nabi Muhammad SAW serta dalam rangka mengikuti jejak yang pernah dilaksanakan
oleh Rosul sendiri. Sebagaimana dalah hadis-Nya :
و حَدَّثَنِي ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ
أَيُّوبَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَدِمَ الْمَدِينَةَ فَوَجَدَ الْيَهُودَ صِيَامًا يَوْمَ
عَاشُورَاءَ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَا هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي تَصُومُونَهُ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ
عَظِيمٌ أَنْجَى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَقَوْمَهُ وَغَرَّقَ فِرْعَوْنَ وَقَوْمَهُ
فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا فَنَحْنُ نَصُومُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَحْنُ أَحَقُّ وَأَوْلَى بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ شرح
النووي على مسلم – (ج 4 / ص 119)
Hadis di atas
menerangkan saat Nabi datang ke Madinah, Beliau mendapati orang yahudi sedang
berpuasa hari ‘asyuro’ (tanggal 10 Muharram).
Mengetahui hal
tersebut, Rosululloh menanyakannya pada orang-orang yahudi tersebut,’’ Hari
apakah ini sehingga kalian berpuasa?’’
Mereka
menjawab “hari ini adalah hari agung dimana Allah menyelamatkan Nabi Musa dan
kaumnya serta hari dimana Allah menenggelamkan Fir’aun serta kaumnya. Kemudian
Nabi Musa berpuasa pada hari itu, sebagai bentuk rasa syukur beliau
kepada Allah. Maka dari itu, kami berpuasa pada hari itu juga ” jawab
yahudi
Rosululloh menyahut “Maka aku lebih berhak dan lebih
utama dengan Musa daripada kamu sekalian”
Kemudian Rosululloh berpuasa (pada hari asyuro’) serta
menyuruh kaum muslimin untuk berpuasa pada hari itu.
Menurut Al Hafidz Ibn Hajar , Hadis ini menjadi dasar
atas perayaan maulid Nabi SAW sehingga asumsinya adalah jika Nabi Muhammad saja
melakukan puasa sebagai bentuk syukur atas keselamatan Nabi Musa yang saat itu
sudah tiada lagi jasadnya di dunia ini, bagaimana dengan Nabi Muhammad
sebagai sayyidul mursalin? apakah tidak lebih berhak bagi kita untuk
mensyukurinya dengan sholawat yang jelas-jelas diperintahkan Allah SWT?
Perayaan
Maulid kolektif
Pertanyaanya
adalah, dengan dasar apakah kelompok ini sampai berani-berani mengatakan
bahwa hal tersebut (sholawatan berjama’ah) adalah sebuah bid’ah yang sesat?
Ini hanya
sebuah alasan yang tidak dapat dibuktikan secara ilmiyah.
Kalau dzatiyah
sholawat sendiri sunnah, kenapa kalau jama’ah justru menjadi sesat ?
Hal tersebut
tidak lepas dari upaya para pemuka salafi wahabi yang telah disetir oleh agen
yahudi untuk melemahkan serta menghancurkan umat Islam dari dalam.
Mereka takut
jika kaum muslimin berkumpul bersama yang di situ terdapat ajaran-ajaran
yang mengandung pemupukan rasa cinta dan penguatan iman akan menjadikan
umat islam semakin kuat, sehingga agenda penghancuran terhadap Islam akan
semakin sulit karena pribadi mereka yang semakin kuat yang dipupuk setiap
saat.
Hadis Riwayat
Abu Hurairoh RA, Rosululloh bersabda :
“ما قعد قوم مقعداً لم يذكروا الله سبحانه وتعالى فيه
ولم يصلوا على النبي صلى الله عليه وسلم إلا كان عليهم حسرة يوم القيامة “
Artinya :
Tiada kaum yang duduk dalam suatu majlis dengan tanpa menyebut nama Allah SWT
di dalamnya dan tidak bersholawat atas nabi SAW kecuali mereka akan menyesal di
hari kiamat
Yang perlu digarisbawahi pada hadis di atas adalah pada
lafadz qoumun,lafadz qoumun pada hadis diatas berma’na
jama’ bukan individu. Inilah yang menjadi dasar diperbolehkannya sholawat
dan sholawatan (secara berjama’ah), dan tentunya tidak termasuk bid’ah.
Jika masih ada yang menganggap bahwa hal itu tidak ada
dasarnya karena dilakukan dengan suara yang keras, maka yang perlu saya
tanyakan adalah, “apakah pada hadis tersebut disebutkan bahwa bersholawat harus
tidak bersuara, sehingga orang lain dilarang mendengarkannya?”
Apakah haram memperdengarkan bacaan sholawat, dimana
memang sejak semula majlis itu disediakan bagi orang yang datang untuk
bersholawat sehingga mereka juga tidak ada yang merasa terganggu sedikitpun,
karena memang dari rumah ia berniat untuk mendatangi majlis sholawat?
Ada satu hal lagi yang masih menjadi perbincangan sampai
saat ini, yaitu tentang mahallul qiyam, saat dimana orang-orang berdiri
untuk menghormati kedatangan Nabi Muhammad, banyak dari mereka yang tidak
yakin atau bahkan tidak percaya Nabi Muhammad bisa datang menghadiri majlis
sholawat.
Berikut adalah
hal yang sangat perlu kita perhatikan bahwa saat semua orang islam (muslim)
mendirikan sholat baik wajib ataupun sunnah, dalam tasyahhud pasti akan membaca
السلام عليك ايها النبى ورحمة الله وبركاته
Dalam ilmu
fiqh, kalimat tersebut tidak menggunakan dlomir ghoib, tetapi memakai dlomir
khitob. Bahkan bagi yang tidak membacanya,sholatnya pasti akan batal.
Kalau saja
dlomir khitob pada kalimat tersebut hanya sebuah ucapan yang tiada
artinya, apakah syariat Allah berlaku seperti ini ?
Jelas bukan,
itu jawabnya.
Ini merupakan
sebuah dalil bahwa Nabi Muhammad dapat hadir dihadapan kita saat kita
melantunkan sholawat atas-Nya.
Jika saja Nabi
Muhammad hadir dalam setiap majlis sholawat kita, apakah kita dilarang
menghormatinya ?
Sebuah contoh
kecil, yaitu pada saat kita mengikuti penyambutan tamu agung yang dihormati di
sebuah bandara. Saat tamu datang, apakah kita akan tetap duduk di ruang tunggu
saja ? ataukah kita sambut ia dengan sambutan hangat ?
Kemudian apa
yang layak kita lakukan saat kita menerima tamu yang tidak hanya sekedar
manusia biasa? yaitu sosok manusia yang mana Allah saja menghormatinya ?
Berdiri
hanyalah sebagian bentuk wujud dzohir sikap memperlihatkan bentuk gembira kita
kepada Allah karena telah diberi rahmat agung berupa datangnya Nabi Muhammad
SAW.
Apakah hal ini juga sesat ?
Tidak ada dari kita yang berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad
SAW adalah tuhan.
Barang siapa yang menuduh bahwa orang yang sholawatan
ialah syirik karena menyembah Nabi Muhammad, maka hal ini juga sangat tidak
berdasar.
Barang siapa yang mengatakan saudaranya kafir, padahal
sebenarnya tidak, maka justru orang itulah yang kafir dan setan-lah yang bangga
sebagai ‘’dalang kondang’’ di belakangnya.
Wallohu a’lam…..
(Kiriman : Ahmad Mundzir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TINGALKAN URL SITUS / BLOG ANDA DI AKHIR COMMENTAR TERIMAKASIH.