Pilar-pilar keimanan yang akan membuatnya kokoh ada empat hal: Taqwa kepada Allah, rasa malu untuk bermaksiat, bersyukur atas segala nikmat Allah dan bersabar atas segala ujian (Kalam Ahli Hikmah)

PROGRAM Tiket berkah Akhirat Sahabat mari kita Bina Dhuafa, bagi Bapak/Ibu yang ingin menyumbangkan atau berdonasi baik Uang,baju bekas layak pakai atau barang- barang bekas lainnya seperti komputer, radio bekas, sepeda bekas, dan barang barang bekas silahkan salurkan ke Program Bina Dhuafa KLIK LINK INI UNTUK MENGETAHUI CARA MEMBERIKAN DONASI ANDA



MESIN PENCARI GOOGLE

Jumat, 20 Juli 2012

Tangis Terakhir Nabi Muhammad

Diriwayat kan suatu ketika dari depan pintu rumah Rosulullah sholallahu alaihi wasalam Tiba-tiba ada seorang perawakan Pria yang datang kerumah Rosulullah sholallahu alaihi wasalam lalu mengucapkan salam.
kemudian Siti fatimah membukakan pintu. 
"Boleh saya masuk?" Pria itu bertanya. 
Namun Fatimah tidak mengizinkannya masuk ruangan. 
"Maaf, ayah saya sedang sakit," kata Fatimah. 
Ia berbalik kembali dan menutup pintu.
Nabi Muhammad saw. membuka matanya dan bertanya, 
"Siapa dia, putriku.......?" 
"Aku tidak tahu ayah. Ini pertama kali aku melihatnya, "kata Fatimah lembut.


"Ketahuilah putriku, dia adalah orang yang 

menghapus kenikmatan sementara! 
Dialah yang menceraikan persahabatan di dunia. 
Dialah sang Malaikat Maut, "kata Rasulullah saw.

Fatimah menahan genangan air matanya.
Malaikat maut datang kepada-Nya,
tetapi Rasulullah saw. 
bertanya mengapa Jibril tidak datang bersamanya.
Kemudian Rasulullah saw. menatap putrinya dengan pandangan nanar, 
seolah-olah ia tak ingin kehilangan setiap bagian dari wajah putrinya.
Kemudian, Jibril dipanggil. Jibril sebenarnya telah siap dia langit untuk menyambut ruh Rasulullah sang pemimpin Bumi.



"Wahai Jibril, jelaskan kepadaku tentang hak-hakku di hadapan Allah!", Rasulullah saw. meminta dengan suara yang sangat lemah.

"Pintu-pintu langit telah dibuka. Para malaikat sedang menunggu ruh Anda. Semua pintu Surga terbuka luas menunggu Anda "kata Jibril.
Namun, kenyataannya, jawaban itu tidak membuat Rasulullah saw. 

lega Matanya masih penuh kekhawatiran.
"Anda tidak senang mendengar kabar ini?" tanya Jibril.
"Ceritakan tentang nasib umatku di masa depan?" kata Rasulullah saw.
"Jangan khawatir, wahai Rasulullah, saya mendengar Allah berkata:" 

Aku haramkan Surga untuk semua orang, sebelum umat Muhammad memasukinya, "kata Jibril.
Waktu untuk malaikat Izrail melakukan pekerjaannya semakin dekat dan dekat.
Perlahan-lahan, ruh Rasulullah saw. dicabut.


Tampak tubuh Rasulullah saw. bermandikan peluh, saraf lehernya menegang."Jibril, betapa sakit rasanya di cabut nyawa ini!" Rasulullah shallallahu 'alaihi wasalam sallalahu mengerang dengan perlahan.


Fatimah memejamkan mata, Ali yang duduk di sampingnya tertunduk dalam 

dan Jibril pun memalingkan mukanya.

"Apakah aku sedemikian menjijikkan sehingga engkau memalingkan muka wahai Jibril? "Rasulullah saw. bertanya.


"Siapa yang bisa tahan melihat Kekasih Allah di ambang sakaratul mautnya?" kata Jibril.

kemudian Rasulullah saw mengerang karena sakit yang tak tertahankan.

"Ya Allah betapa besar Sakaratul maut ini. Berikan kepadaku semua rasa sakit, tapi jangan untuk Umatku. "


Tubuh Rasulullah saw. mendingin, kaki dan dadanya tidak bergerak lagi. 
Dengan berlinang air mata, bibirnya bergetar seakan ingin mengatakan sesuatu.
Ali mendekatkan telinganya ke Rasulullah saw., 
" Jagalah shalat dan jagalah orang-orang lemah di antara kamu . "
itulah pesan dengan lirih yang di katakan Rosulullah pada Ali.
Di luar ruang, ada tangisan, ada kegaduhan. 
Para sahabat saling berpelukan. 
Fatimah menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Sekali lagi, Ali mendekatkan telinganya ke Rasulullah saw. 
dan dengan mulut yang telah membiru dan air mata berlinang, Rasulullah berucap lirih: ummatii , ummatii, ummatii ... "
" Umatku, umatku, umatku... "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TINGALKAN URL SITUS / BLOG ANDA DI AKHIR COMMENTAR TERIMAKASIH.