Riwayat ini sebagian besar bersumber dari hikayat
Israiliyat. Bacalah kisah ini hanya untuk menambah wawasan saja, dan bukan
untuk dijadikan landasan 100%.
Hanya Allah yang mengetahui kejadian yang sesungguhnya.
Alkisah pada masa Kerajaan Babilonia kuno, ilmu-ilmu sihir
merajalela. Dukun-dukun santet, ilmu pelet dan lain-lain yang kelasnya mungkin
jauh lebih sakti dari jaman sekarang muncul dimana-mana.
Orang-orang beriman dan bertaqwa pada waktu itu mulai terdesak oleh para penganut ajaran setan ini. Dan situasi kerajaan Babilon pun menjadi resah, karena para ahli sihir setan ini mulai melebarkan pengaruhnya ke istana.
Orang-orang beriman dan bertaqwa pada waktu itu mulai terdesak oleh para penganut ajaran setan ini. Dan situasi kerajaan Babilon pun menjadi resah, karena para ahli sihir setan ini mulai melebarkan pengaruhnya ke istana.
Para Malaikat berkata “Ya Tuhanku, anak-anak Adam itu, Engkau jadikan mereka makhluk pilihanMu di bumi tetapi mereka mendurhakaiMu”.
Allah SWT berfirman “Sungguh jika Aku turunkan kamu ke
Para Malaikat menjawab “Maha Suci Engkau wahai Tuhan, takkan mungkin kami mendurhakaiMu”.
Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak engkau ketahui.”
Malaikat berkata, “Kami adalah lebih patuh kepada Engkau dibanding anak keturunan Adam.”
Kepada malaikat, Allah berfirman: “Panggillah ke mari dua malaikat. Aku akan turunkan mereka ke bumi hingga kamu dapat melihat apa yang dilakukan kedua malaikat itu”
Allah berfirman kepada malaikat, “Pilihlah dua yang termulia antara kamu”
Malaikat menjawab, “Tuhanku, biarlah Harut dan Marut yang melakukannya.”
Harut dan Marut pun diturunkan ke bumi dan dengan diberi sifat-sifat yang sama seperti yang melekat pada manusia (Nafsu syahwat, Akal, dll).
Diriwayatkan oleh Abi Hatim dari Assham Bin Rawwad, dari Adam, dari Abi Ja'far, dari Qais Ubaid, dari Ibnu Abbas r.a.
Demikianlah Allah menunjukkan kebijaksanaannya. Allah
mengutus dua dari para malaikat yang sedang berdiskusi tadi ke bumi dengan
dibekali hawa nafsu. Mereka turun ke bumi dengan membawa tugas, yaitu
mengajarkan manusia logika ilmu sihir, yang tujuannya adalah untuk melawan
ilmu-ilmu sihir setan. Sekaligus mengajarkan manusia kebaikan.
Mereka (para setan) mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir." Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya.
QS. Al Baqarah:102
Mereka (para setan) mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir." Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya.
QS. Al Baqarah:102
Dan dimulailah misi mereka mengajarkan orang-orang di
kerajaan Babilon beberapa logika ilmu sihir dan cara melawan ilmu sihir setan.
Singkat cerita, setelah kedatangan Harut dan Marut maka terjadilah gerakan perlawanan rakyat terhadap para ahli sihir setan. Akhirnya para ahli sihir setan pun berhasil di kalahkan dan tersingkir dari Babilon. Penguasa kerajaan Babilon kemudian mengumumkan larangan keras bagi warganya untuk mempelajari ilmu-ilmu sihir.
Singkat cerita, setelah kedatangan Harut dan Marut maka terjadilah gerakan perlawanan rakyat terhadap para ahli sihir setan. Akhirnya para ahli sihir setan pun berhasil di kalahkan dan tersingkir dari Babilon. Penguasa kerajaan Babilon kemudian mengumumkan larangan keras bagi warganya untuk mempelajari ilmu-ilmu sihir.
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib ra ; kedua
malaikat itu mengajarkan kepada manusia tentang peringatan terhadap sihir bukan
mengajarkan untuk mengajak mereka melakukan sihir. (al Jami li Ahkamil
Qur’an juz II hal 472)
Akhirnya, sebagai penghargaan terhadap Harut dan Marut yang
telah dianggap oleh rakyat sebagai guru besar, penguasa kerajaan Babilon
memberikan mereka kedudukan tinggi sebagai penasihat kerajaan dan harta yang
berlimpah.
Namun ternyata kedudukan tinggi dan harta itu perlahan mulai membuat hawa nafsu Harut dan Marut menjadi tak terkendali. Mereka akhirnya mabuk dalam kenikmatan duniawi dan melupakan tugas-tugas mereka sebagai manusia. Dan berakhir dengan sebuah tragedi.
Namun ternyata kedudukan tinggi dan harta itu perlahan mulai membuat hawa nafsu Harut dan Marut menjadi tak terkendali. Mereka akhirnya mabuk dalam kenikmatan duniawi dan melupakan tugas-tugas mereka sebagai manusia. Dan berakhir dengan sebuah tragedi.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra:
Dengan kehendak Allah, lalu datang seorang wanita yang cantik bagai bunga (Zahrah). Zahrah pun mendatangi kedua malaikat itu untuk mengujinya.
Dengan kehendak Allah, lalu datang seorang wanita yang cantik bagai bunga (Zahrah). Zahrah pun mendatangi kedua malaikat itu untuk mengujinya.
Kedua malaikat itu tertarik dengan kecantikan Zahrah
hingga timbullah keinginan (hasrat) terhadapnya.
Zahrah berkata, “Maukah kamu mengucapkan kalimat mantera musyrik?”
Kedua malaikat itu menjawab, “Tidak, demi Allah, sedikit pun kami tidak mau mempersekutukan Allah untuk selama-lamanya!”
Zahrah meninggalkan mereka berdua. Beberapa saat kemudian, dia kembali lagi membawa anak kecil.
Sambil mendekati kedua malaikat itu Zahrah berkata, “Bersediakah kamu membunuh anak kecil ini!”
Kedua malaikat itu menjawab, “Tentu saja tidak, demi Allah selamanya aku tidak akan membunuhnya!”
Zahrah meninggalkan mereka dan datang sambil membawa segelas arak. Setelah merayu mereka, akhirnya Zahrah berkata, “Aku tidak akan mengikuti kamu, sebelum kamu berdua minum arak ini!”
Akhirnya kedua malaikat itu meminumnya hingga mabuk dan kemudian mereka berzina dengan Zahrah sebelum akhirnya membunuh anak kecil itu, dan mengucapkan kalimat musyrik.
Zahrah berkata, “Maukah kamu mengucapkan kalimat mantera musyrik?”
Kedua malaikat itu menjawab, “Tidak, demi Allah, sedikit pun kami tidak mau mempersekutukan Allah untuk selama-lamanya!”
Zahrah meninggalkan mereka berdua. Beberapa saat kemudian, dia kembali lagi membawa anak kecil.
Sambil mendekati kedua malaikat itu Zahrah berkata, “Bersediakah kamu membunuh anak kecil ini!”
Kedua malaikat itu menjawab, “Tentu saja tidak, demi Allah selamanya aku tidak akan membunuhnya!”
Zahrah meninggalkan mereka dan datang sambil membawa segelas arak. Setelah merayu mereka, akhirnya Zahrah berkata, “Aku tidak akan mengikuti kamu, sebelum kamu berdua minum arak ini!”
Akhirnya kedua malaikat itu meminumnya hingga mabuk dan kemudian mereka berzina dengan Zahrah sebelum akhirnya membunuh anak kecil itu, dan mengucapkan kalimat musyrik.
Singkat cerita, beberapa hari setelah terjadinya tragedi
ini, datanglah Malaikat Jibril dari langit memberitahu Harut dan Marut bahwa
masa tugas mereka telah berakhir. Dan mereka diperintahkan kembali ke langit
untuk melapor. Betapa kagetnya Harut dan Marut, karena saat itu juga ingatan
mereka sebagai malaikat telah kembali.
Diriwayatkan oleh Makhul, dari Mu’adz,
Maka datanglah dari sisi Allah malaikat Jibril kepada mereka. Pada saat Jibril datang, Harut dan Marut menangis dan Jibril ikut menangis sambil berkata, “Sesungguhnya cobaan apakah yang membuat kalian sampai hanyut seperti ini?”
Maka datanglah dari sisi Allah malaikat Jibril kepada mereka. Pada saat Jibril datang, Harut dan Marut menangis dan Jibril ikut menangis sambil berkata, “Sesungguhnya cobaan apakah yang membuat kalian sampai hanyut seperti ini?”
Dengan ketakutan yang dahsyat, Harut dan Marut kembali ke
langit untuk melaporkan tugas mereka kepada Allah.
Maka disaksikan seluruh malaikat, Harut dan Marut melaporkan
tugas-tugasnya sebagai manusia, yang berakhir dengan dosa besar. Saat itu juga
seluruh malaikat bertasbih dan beristighfar kepada Allah. Karena mereka
menyadari betapa tidak mudahnya menjadi manusia. Dan betapa masih ada manusia-manusia
baik yang tidak layak diazab.
Akhirnya Allah menutup sidang itu dengan menawarkan pada
Harut dan Marut pilihan: Ingin di azab di dunia, atau ingin di azab di akhirat.
Harut dan Marut yang mengetahui betapa dahsyatnya azab akhirat tentu saja
langsung memilih di azab di dunia.
Dan menurut berbagai kisah, Harut dan Marut hingga kini masih tergantung dengan keadaan kaki di atas dan kepala di bawah. Pernah ada seorang wanita tua dari wilayah sekitar Babilonia yang melaporkan kepada Nabi Muhammad saw bahwa dia telah melihat dua orang malaikat ini di sebuah sumur tua di gurun wilayah Babilon.
Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan
sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari
sesuatu yang memberi mudharat kepada mereka dan tidak memberi manfaat.
Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menjualnya, tiadalah
baginya keuntungan diakhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual
dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui.
QS. Al-Baqarah: 102
QS. Al-Baqarah: 102
Wallahu A'lam Bishshowab
Hal yang ingin kami garis bawahi dari kisah ini, adalah Al
Baqarah:102. Disana ada beberapa kalimat yang menarik untuk dikaji yaitu :
Mereka (para setan) mengajarkan sihir kepada
manusia dan apa yangditurunkan kepada dua orang malaikat di negeri
Babil yaitu Harut dan Marut
Dan :
mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan itu,mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya.
Dan :
mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan itu,mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya.
Dari ayat ini tersirat bahwa Allah membedakan antara sihir dan
"apa yang diturunkan" kepada dua malaikat itu.
Lalu mari kita tinjau dari apa yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib ra, bahwa yang diajarkan oleh kedua malaikat ini bukanlah sihir, lalu apakah itu sebenarnya?
Lalu mari kita tinjau dari apa yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib ra, bahwa yang diajarkan oleh kedua malaikat ini bukanlah sihir, lalu apakah itu sebenarnya?
Sebagian orang berpendapat bahwa keduanya tidak mengajarkan
apa-apa dan melarang orang-orang mempelajari pengetahuan mereka. Namun menurut
kami pendapat itu kurang berdasar.
Kami lebih cenderung pada pendapat, bahwa benar mereka
mengajarkan "sesuatu" kepada manusia, dan berdasarkan kata "apa
yang diturunkan" maka jelas "sesuatu" itu adalah pengetahuan
yang datang dari Allah.
Dan berdasarkan apa yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib
ra, maka kita bisa menyimpulkan bahwa pengetahuan yang diajarkan oleh mereka
itu bukanlah dimaksudkan untuk disalah gunakan, melainkan ujian bagi manusia.
Akhirnya inti dari semua itu adalah, apapun yang dimaksud
oleh ayat itu, Allah menegaskan bahwa itu hanya akan membawa mudharat, dan
tidak memberi manfaat. Dan peringatan keras bagi yang menjualnya, maupun yang
menjual dirinya demi pengetahuan itu.
Wallahu'alam Bishshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TINGALKAN URL SITUS / BLOG ANDA DI AKHIR COMMENTAR TERIMAKASIH.